The Importance of Mental Disorder Awareness

Kali ini saya mau coba nambah awareness kalian tentang hal ini. Tentang mental illness, penyakit kejiwaan atau gangguan kejiwaan.


A) Definisi Mental Disorder

Penyakit mental merupakan satu istilah umum bagi sebarang reaksi psikotis yang serius , baik yang bersifat psikogenis maupun organis sifatnya. Pada waktu sekarang orang lebih suka menggunakan istilah gangguan Mental.  mental disorder untuk penyakit mental , disebabkan oleh implikasi somatic atau organisnya dalam penggunaan istilah “penyakit”.
Disorder mental adalah bentuk penyakit , gangguan , dan kekacauan fungsimental atau kesehatan mental , disebabkan oleh kegagaln mereaksikan mekanisme adaptasi dari fungsi. Fungsi kejiwaan /mental terhadap stimuli ekstern dan ketegangan-ketegangan : sehingga muncul gangguan fungsional atau gangguan struktual dari satu bagian , satu orang, atau system kejiwaan / mental.

B) Gejala-gejala permulaan pada orang yang mengalami kekalutan mental adalah sebagai berikut :
1. Jasmaninya sering merasakan pusing-pusing, sesak napas, demam dan nyeri pada lambung.
2. Jiwanya sering menunjukkan rasa cemas, ketakutan, patah hati, apatis, cemburu, dan mudah marah.



C) Sebab-sebab timbulnya kekalutan mental dapat disebutkan sebagai berikut

1. Kepribadian yang lemah akibat kondisi jasmani atau mental yang kurang sempurna. Hal-hal tersebut sering menyebabkan yang bersangkutan merasa rendah diri, yang berangsur akan menyudutkan kedudukannya dan menghancurkan mentalnya. Hal ini banyak terjadi pada orang-orang melankolis.
2. Terjadinya konflik sosial-budaya akibat adanya norma yang berbeda antara yang bersangkutan dan yang ada dalam masyarakat, sehingga ia tidak dapat menyesuaikan diri lagi, misalnya orang dari pedesaaan yang telah mapan sulit menerima keadaan baru yang jauh berbeda dari masa lalunya yang jaya.
3. Cara pematangan bathin yang salah dengan memberikan reaksi berlebihan terhadap kehidupan sosial; overacting sebagai overkompensasi dan tampak emosional. Sebaliknya ada yang underacting sebagai rasa rendah diri yang lari ke alam fantasi.
4. Predisposisi struktur biologisl jasmaniah dan mental atau kepribadian yang lemah
5. Konflik-konflik sosial dan konflik-konflik cultural yang mempengaruhi diri manusia.
6. Pemasakan batin (internalisasi) dari pengalaman yang keliru yaitu pencernaan pengalaman oleh diri individu secara keliru.

D) Proses-proses kekalutan mental yang dialami oleh sesorang dapat mendorongnya ke arah berikut ini :

1. Positif, bila trauma (luka jiwa) yang dialami seseorang akan dijawab secara baik sebagai usaha agar tetap survive dalam hidup. Misalnya, melakukan shalat Tahajud bagi umat Islam waktu malam hari untuk memperoleh ketenangan dan mencari jalan keluar untuk mengatasi kesulitan yang dihadapi, atau melakuka kegiatan yang positif setelah kejatuhan dalam kehidupan (Dalam pepatah dikatakan; Hendaknya jatuh tupai janganlah sampai jatuh tapai!).

2. Negatif, bila trauma yang dialami tidak dapat dihilangkan, sehingga yang bersangkutan mengalami frustrasi, yaitu tekanan batin akibat tidak tercapainya apa yang diinginkan. Bentuk frustrasi yang dialami orang dewasa antara lain sebagai berikut :

a. Agresi, serangan berupa kemarahan yang meluap akibat emosi yang tidak terkendalikan. Secara fisik berakibat mudah terjadinya hipertensi (tekanan darah tinggi), atau melakukan tindakan sadis yang dapat membahayakan orang sekitarnya.

b. Regresi, kembali pada pola reaksi yang primitif atau kekanak-kanakan (infantil), misalnya dengan menjerit-jerit, menangis sampai meraung-raung dan merusak barang-barang.

c. Fiksasi, peletakan atau pembatasan pada satu pola yang sama (tetap), misalnya dengan membisu, memukul-mukul dada sendiri dan membentur-benturkan kepala pada benda keras.

d. Proyeksi, usaha mendapatkan, melemparkan atau memproyeksikan sikap-sikap sendiri yang negatif pada orang lain. Kata pepatah : awak yang tidak pandai menari, dikatakan lantai yang terjungkat.

e. Indentifikasi, menyamakan diri dengan seseorang yang sukses dalam imajinasi, misalnya dalam kecantikan, yang bersangkutan menyamakan dirinya dengan bintang film, atau dalam soal harta kekayaan dengan pengusaha kaya yang sukses.

f. Narsisme, self love yang berlebihan sehingga yang bersangkutan merasa dirinya lebih superior dari pada orang lain.

E ) MENTAL DISORDER SERING TERJADI PADA :
1. Orang yang hidup dikota daripada orang yang hidup didesa
2. Pada orang dewasa dan usia tua dengan penyebab yang paling dominan adalah faktor kulutural dan faktor sosial
3. Secara spesifik, simtom psikotik banyak terjadi pada masa¬masa kritis perkembangan masa remaja, usia lanjut dan pada orang tua.
4. Kalangan dinas militer
5. Orang-orang dengan status ekonomi rendah
6. Gelandangan dari pedesaan karena tidak mampu menyesuaikan diri terhadap tuntutan sosial yang baru.
7. Wanita lebih banyak mengalami mental disorder daripada pria
8. Orang yang datang dari latar belakang keluarga yang berantakan (broken home)
9. Pada orang-orang yang tidak memiliki keyakinan agama (40% dari jumlah penderita)
10. Juga pada orang-orang yang sangat ekstrim dan fanatic serta ortodoks dalam menjalankan agamanya.

F ) Ekspresi Mental Disorder
1) Banyak Konflik Bathin
a) Perasaan tercabik-cabik antara emosi¬- emosi yang saling bertolak belakang.
b) Hilangnya rasa harga diri dan kepercayaan diri
c) Merasa tidak aman dan terancam, dikejar oleh perasaan atau fikiran yang tidak
jelas, dan kecemasan yang berlebihan.
d) Kemudian menimbulkan agresifitas yang bila ditujukan keluar akan menyebabkan mudah untuk untuk menyerang orang lain dan bila ditujukan kedalam dapat menimbulkan keinginan untuk membunuh diri sendiri.
2) Terputusnya Komunikasi Sosial
a) Munculnya diorientasi sosial, delusi, curiga berlebih sehingga muncul perasan seperti di kejar oleh sesuatu, menjadi sangat agresif sehingga bisa melakukan penyerangan terhadap orang lain dan bunuh diri.
3) Adanya Gangguan Intelektual dan Gangguan Emosional
b) Munculnya ilusi optikal, halusinasi berat dan delusi. Gangguan affek, efek, emosi yang tidak tepat, berusaha melarikan diri dari kenyataan, mengalami kepribadian yang terpecah.

G ) Faktor Timbulnya Mental Disorder :
1) Pesatnya pembangunan yang cenderung memunculkan banyak masalah sosial dan gangguan mental 
2) Individu yang tidak mampu untuk melakukan penyesuaian diri dengan perubahan- perubahan sosial yang sangat cepat dan proses modernisasi semakin berat menjadikan individu menjadi tidak nyaman sehingga timbul ketegangan dan tekanan bathin.
3) Persaingan hidup yang berat menjadikan banyak terjadi tindakan yang menyimpang seperti kriminalitas dan hal-hal yang terhubung dengannya, sehingga menimbulkan ketakutan dan ketegangan batin pada penduduk dan menjadi salah satu penyebab utama timbulnya macam-macam penyakit mental.
4) Kehidupan di perkotaan yang modern lebih menonjolkan kepentingan diri sendiri dan individualism sehingga kontak sosial menjadi longgar dan tidak peduli akan kondisi orang lain.
5) Pengaruh lingkungan dan media massa yang cenderung untuk menampilkan standar hidup yang tinggi dengan semua kemewahan material menjadikan timbulnya kekalutan mental.


Maka dari itu, butuh kesadaran tinggi dari lingkungan sosial untuk mencegah gejala-gejala mental disorder tersebut tumbuh pada diri seseorang. Dukungan moral dari keluarga sebagai kelompok sosial primer juga akan sangat membantu dalam pencegahan timbulnya masalah-masalah mental disorder. Selain itu tidak ada salahnya juga seseorang mendapatkan bimbingan dari pihak profesional seperti psikiater dalam menangani masalah kejiwaannya karena kesehatan kejiwaan seseorang juga merupakan hal yang penting di samping aspek kesehatan jasmani.

Seharusnya, ketika kita mengalami atau menemui masalah seperti ini pada diri kita atau orang lain, harus melakukan konsultasi ke Psikiater atau Psikolog  untuk menganalisa masalah yang dialami sebenarnya, kemudian diberikan saran-saran  tindakan terapi atau obat yang tepat. Jadi, kalau kamu atau ada teman kamu yang ngerasa kayak gini, sebaiknya temenin dia, dan segera cari bantuan.


"To say that there was even a series of turning points would be to disassociate myself from the continuation of that struggle in my life, which I don’t. If there’s a difference, it’s a major one between the space where you don’t even want to hear the voice inside yourself tell you that anything is wrong with who you are, to the space where you can really embrace that there’s a lot wrong with who you are but that doesn’t mean that it’s wrong for you to exist or to be here or to be alive. It doesn’t mean you don’t deserve love or connection or even, dare I say, moments of stability and joy." - Ezra Miller



Komentar

Postingan populer dari blog ini

SISTEM BUKU BESAR DAN PELAPORAN

HAK ASASI MANUSIA